KALIMAT EFEKTIF
Kalimat
merupakan hal yang sangat penting apabila kita membahas tentang bahasa
dan susunannya. Kalimat digunakan untuk membuat surat, mengungkapkan
sesuatu serta berbicara diberbagai kesempatan. Kalimat merupakan hal
yang harus diketahui sebelum kita membuat paragraf dan juga sebuah karya
tulis lainya. Apabila kita tidak benar-benar paham dengan kalimat, kita
akan susah untuk mengungkapkan sesuatu dan akan terjadi kerancuan
apabila nantinya kita membuat sebuah karya tulis. Kalimat yang baik akan
mempengaruhi dari sebuah karya tulis, begitu juga sebaliknya. Sehingga
kita harus hati-hati dalam membuat kalimat dan menempatkan kata-kata
dalam sebuah kalimat. Dan sebagai mahasiswa sudah seharusnya kita bisa
paham dan mengerti tentang kalimat, bisa membuat kalimat dan lebih lagi
kita bisa menyusun sebuah karya tulis dengan kalimat-kalimat yang
berbobot dan bermutu. Berikut pengertian kalimat secara leksikal atau
berdasarkan kamus besar Indonesia dan macam-macam kalimat itu sendiri :
Arti kalimat secara leksikal atau arti kamus bahasa Indonesia adalah:
Kalimat adalah susunan kata atau kelompok kata yang teratur dan mengandung maksud atau pikiran yang jelas.
Kalimat
adalah satuan bahasa yang berdiri sendiri dan tidak merupakan bagian
dari kesatuan yang lebih besar yang lain yang diakhhiri dengan intonasi
final, terdiri atas satu atau lebih klausa.
Kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran, perasaan dan perkataan.
Kalimat
adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan
dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri
dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda
tanya (?) dan tanda seru (!).
Macam-macam kalimat
1. Kalimat perintah
2. Kalimat Berita
3. Kalimat Tanya
4. Kalimat Aktif
5. Kalimat Pasif
6. Kalimat Langsung
7. Kalimat Tidak Langsung
8. Kalimat Tunggal.
9. Kalimat Majemuk
10. Kalimat Efektif
11. Kalimat Utama
12. Kalimat Penjelas
Dari
berbagai macam jenis kalimat di atas, kami memilih pembahasan mengenai
kalimat efektif yang dianggap relevan untuk dibahas dalam makalah kami
kali ini. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai kalimat efektif :
Kalimat Efektif (Pembahasan)
(Wiyanto, 2004:48) Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
menyampaikan pesan (informasi) secara singkat, lengkap, dan mudah
diterima oleh pendengar. Yang dimaksud singkat adalah hemat dala
penggunaan kata-kata. Hanya kata-kata yang diperlukan yang digunakan.
Sebaliknya, Kata-kata yang mubadzir tidak perlu digunakan.Penggunaan
kata-kata mubadzir berarti pemborosan. Hal itu tentu bertentangan dengan
prinsip kalimat efektif yang hemat.
Meskipun hemat dalam penggunaan kata, Kalimat efektif tetap harus lengkap, Artinya kalimat itu harus disampaikan. Sedemikian lengkapnya sehingga kalimat efektif mampu menimbulkan pengaruh, meninggalkan kesan, atau menghasilkan akibat. Selanjutnya, kalimat efektif harus dapat dipahami pendengar dengan cara yanng mudah dan menarik. Selain itu, kalimat efektif harus mematuhi kaidah struktur bahasa dan mencerminkan cara berpikir yang masuk akal (logis).
Meskipun hemat dalam penggunaan kata, Kalimat efektif tetap harus lengkap, Artinya kalimat itu harus disampaikan. Sedemikian lengkapnya sehingga kalimat efektif mampu menimbulkan pengaruh, meninggalkan kesan, atau menghasilkan akibat. Selanjutnya, kalimat efektif harus dapat dipahami pendengar dengan cara yanng mudah dan menarik. Selain itu, kalimat efektif harus mematuhi kaidah struktur bahasa dan mencerminkan cara berpikir yang masuk akal (logis).
Kalimat
dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan,
perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau
penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat
yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan
antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar. Menurut Gorys keraf
adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat berikut :
a. secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.
b.
Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran
pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau
penulis. Ciri – ciri kalimat efektif sebagai berikut :
1. Kalimat efektif mengandung kesatuan gagasan.
a) Subyek dan atau predikat kalimat eksplisit.
Contoh :
Tidak efektif : Berhubungan itu mengemukakannya juga minat baca kaum remaja makin menurun
Efektif : Sehubungan dengan itu, dikemukakannya juga minat baca kaum remaja menurun.
b) Subyek dan predikat kalimat hendaknya tidak terpisah terlalu jauh agar kesatuan gagasan terjamin.
Contoh :
Tidak
efektif : Pembangunan jelas menuju zaman keemasan yang baru,
menghendaki pengembangan bakat-bakat pendukung kebudayaan bangsa
disegala lapangan mulai dari hal-hal yang tampaknya kecil seperti cara
mengatur rumah tangga, cara baergaul dan cara memperoleh hiburan sampai
meningkatkan kemasalah-masalah besar seperti pembangunan kota,
memproduksi pangan, menciptakan berbagai bentuk kesenian baru, pendeknya
segala soal yang membina kebudayaan baru.
Efektif
: pembangunan jelas munuju zaman keemasan yang baru. Oleh karena
itu, pembangunan menghendaki pengembangan bakat-bakat kebudayaan bangsa
disegala lapangan, mulai dari hal-hal yang nampaknya kecil sampai
kemasalah-masalah besar.
c)
Keterangan harus ditempatkan setepat-tepatnya dan
seterang-terangnya dalam kalimat sehingga sama sekali tidak mengganggu
pemahaman. Keterangan yang dimaksud disini mencakup atribut, opsisi,
adverbial, dalam bahasa Inggris disebut modifer.
Squinting modifiers (keterangan menjuling)
Contoh :
Tidak efektif : Tahun ini SPP mahasiswa baru saja dinaikkan.
Efektif : SPP mahasiswa tahun ini baru saja dinaikkan.
Dangling modifires (keterangan tak terkait)
Contoh :
Tidak efektif : dapat menyusun anggaran belanjanya dengan cermat, akhirnya hutang-hutangnya dapat dilunasi.
Efektif : karena dapat menyusun anggaran belanjanya dengan cermat, akhirnya ia dapat melunasi semua hutangnya.
Misplaced modifiers (keterangan salah letak)
Contoh:
Tidak
Efektif : dalam keramaian serupa itu, merekapun tidak
mau kalah dengan yang muda-muda, yang jarang terjadi sekali dalam lima
tahun.
Efektif
: dlam keramaian serupa itu, yang jarang
terjadi sekali dalam lima tahun, merekapun tidak mau kalah dengan yang
muda-muda.
Unidiomatic modifiers (keterangan yang tidak idiomatis)
Contoh:
Tidak efektif : kalimat tersebut harus disusun sedemikian rupa agar tidak membingungkan pembaca.
Efektif : kalimat tersebut harus disusun sebaik-baiknya agar tidak membingungkan pembaca.
Abrupt modifiers (keterangan mendadak)
Contoh :
Tidak
efektif : Kami berkeputusan, karena keluarga kami dan
kawan-kawan menasehati kami untuk tidak menginap di hotel besar itu,
untuk menginap dirumah penginapan penduduk.
Efektif
: Karena keluarga dan kawan-kawan menasehati
kami untuk tidak menginap di hotel besar itu, kami berkeputusan untuk
menginap di rumah penginapan penduduk.
Related modifiers illogicaly separated (keterangan yang berkaitan terpisah tak logis)
Contoh:
Tidak
efektif : meskipun guru itu masih dlam perawatan dokter
kegagalannya memberitahukan absennya kepada kepala sekolah tidak
diterima, biarpun sebenarnya ternyata ia sudah berusaha memberi tahu.
Efektif
: meskipun guru itu masih dirawat dokter dan
sebenarnya sudah berusaha memberitahukan absennya kepada kepala
sekolah, kegagalannya untuk memberitahu tidak dapat diterima.
Fragment (kalimat tak lengkap)
Contoh:
Tidak
Efektif : penyusunan buku pelajaran ini bertujuan
membantu masyarakat, khususnya yang berada di pedesaan agar mendapat
kesempatan belajar membaca dan menulis.
Efektif
: penyusunan buku pelajaran ini bertujuan
membantu masyarakat, khususnya yang berada di pedesaan agar mendapatk
kesempatan belajar dan menulis.
d)
Tanda baca harus dapat digunakan sebaik-baiknya. Kalimat yang
efektif harus bersih dari kesalahan-kesalahan berikut ini :
Runing on sentences (fused sentences) kalimat bertumpukan.
Contoh:
Tidak
efektif : kita semua mengemban amanat penderiataan rakyat
harus selalu mengupayakan kesejahteraan bangsa kita, baik jasmani maupun
rohani.
Efektif
: Kita semua, selaku mengemban amanat
penderitaan rakyat, harus selalu mengupayakan kesejahteraan rohani dan
jasmani bangsa kita.
Comma splices (comma faults) kesalahan pemakaian koma dalam kalimat.
Contoh:
Tidak efektif : Seorang mahasiswa seumpama pendaki gunung, sedang mendaki gunung cita-cita.
Efektif : seorang mahasiswa, seumpama pendaki gunung sedang mendaki gunung cita – cita.
e) Kalimat efektif hendaknya bersih juga dari :
Kontamisani (kerancuan)
Contoh:
Tidak efektif : Di sekolah itu para siswa diajarkan berbagai macam ketrampilan.
Efektif : disekolah itu kepada siswa diajarkan bermacam – macam ketrampilan.
Pleonasme dan trutologi (penambahan yang tidak perlu)
Contoh :
Tidak efektif : pada zaman dulu kala, dalam sebuah kerajaan memerintah seorang ratu yang sangat arif lagi bijaksana.
Efektif : pada zaman dahulu, dalam sebuah kerajaan memerintah seorang ratu yang arif.
Hiperkorek (membetulkan apa yang sudah betul sehingga salah)
Contoh :
Tidak efektif : semua ijazahnya dilaminasi Supaya awet.
Efektif : Semua ijazahnya dilamisai supaya awet.
2. Kalimat efektif mewujudkan koheresi yang baik dan kompak.
Koheresi
adalah pertautan antara unsur-unsur yang mebangun kalimat dan alinea.
Tiap kata atau frase dalam kalimat harus berhubungan kedalam maupun
keluar. Untuk menjaga koheresi itu, hendaknya penulis :
Kritis
terhadap pemakaian kata ganti dalam kalimat. Ada kemungkinan bahwa
pemakaian kata ganti tersebut menyebabkan kalimat tidak efektif.
Kritis
terhdap pemakaian kata depan, adakalanya terpakai kata depan yang
sebenarnya tidak diperlukan atau sebaliknya, terhapus kata depan yang
sebenarnya harus dipakai.
Memanfaatkan
kata-kata peralihan atau transisi untuk mengeksplisitkan dan
memperjelas hubungan gagasan antara kalimat yang satu dan kalimat yang
lain dalam alinea, antara alinea yang satu dengan yang lain dalam
paragraf.
3. Kalimat efektif merupakan komunikasi yang berharkat.
Harkat
berarti daya, tenaga, kekuatan, bila penulis ingin agar komunikasinya
sampai dan mengesam. Kalimat yang ditulis harus berharkat dan bertenaga.
Cara – cara untuk mengharkatkan kalimat antara lain:
Bagian
kalimat yang hendaknya dipentingkan atau diutamakan diletakkan pada
awal kalimat, dalam hal ini dapat terwujud ialah INVERSI pada awal
kalimat atau prolepsi atau gabungan inversi dan prolepsis.
Inversi : predikat diletakkan didepan subjek
Contoh:
Biasa : Penyakit AIDS merajalela dikalangan orang barat.
Berharkat : dikalangan orang barat penyakit AIDS merajalela.
Prolepsis
: keterangan atau objek diletakkan didepan subjek. prolepsis
keterangan lebih banyak terjadi pada prolepsis objek.
Contoh:
Biasa : Ayah suka makan sate ; bakso tidak
Berharkat : Sate, ayah suka ; bakso tidak
Gabungan inversi dan prolepsis
-
Bila penulisan menyebutkan serangkaian hal (peristiwa) hendaknya
diperhatikan dan diusahakan agar urutan hal (peristiwa) itu logis,
kronologis dan berklimaks.
- Kata kunci diulang.
- Kata atau frase yang hendak dipentingkan dapat ditambah partikel pementing lah, pun, dan kah.
- Serangkaian hal yang disebutkan dapat menjadi lebih kuat dengan pararelisme.
4. Kalimat efektif memperhatikan pararelisme
Pararelisme
(kesejajaran) adalah penggunaan bentuk gramatikal yang sama untuk
unsur-unsur yang sama fungsinya. Jika sebuah pikirannya dinyatakan
dengan frase, maka pikiran-pikiran lain yang sejajar harus dinyatakan
pula dengan frase. Jika satu gagasan dinyatakan dengan kata benda verbal
atau kata kerja bentuk Me- di- dan sebagainya, maka gagasan lain yang
sejajar harus dinyatakan pula dengan kata benda verbal atau kata kerja
bentuk me- di- dan sebagainya. Upaya-upaya untuk berhemat kata antara
lain:
- Menghilangkan subjek yang tidak diperlukan.
- Menghindari pemakaian superordinat dan hiponim bersama-sama.
- Menjatukan pemakaian kata depan dari dan daripada yang tidak perlu.
- Menghindari penguraian kata yang tidak perlu.
- Menghilangkan kata-kata pembalut seperti, fakta, faktor, unsur yang sebenarnya tidak perlu.
- Menghilangkan pleonasme.
5. Kalimat efektif didukung variasi
Yang dimaksud dengan variasi kalimat disini ialah variasi kalimat-kalimat yang membangun paragraf atau alinea.
6. Kalimat efektif dibantu pemakaian EYD
Pemakaian huruf kapital. Huruf kapital digunakan sebagai :
- Huruf pertama pada awal kalimat
- Huruf pertama petikan langsung
- Huruf pertama dalam ungkapan yang bnerhubungan dengan kitab suci, nama tuhan, termasuk kata gantinya
- Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang
7. Syarat-syarat kalimat efektif
A. Koherensi
Yaitu hubungan timbal-balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kata itu. Setiap bahasa memiliki kaidah-kaidah tersendiri bagaimana mengurutkan gagasan tersebut. Ada bagian-bagian kalimat yang memiliki hubungan yang lebih erat sehingga tidak boleh dipisahkan, ada yang lebih renggang kedudukannya sehingga boleh ditempatkan dimana saja, asal jangan disisipkan antara kata-kata atau kelompok-kelompok kata yang rapat hubungannya.
B. Kesatuan
Syarat kalimat efektif haruslah mempunyai struktur yang baik. Artinya, kalimat itu harus memiliki unsure-unsur subyek dan predikat, atau bisa ditambah dengan obyek, keterangan, dan unsure-unsur subyek, predikat, obyek, keterangan, dan pelengkap, melahirkan keterpautan arti yang merupakan cirri keutuhan kalimat.
Contoh: Ibu menata ruang tamu tadi pagi.
S P Pel K
Dari contoh tersebut, kalimat ini jelas maknanya, hubungan antar unsur menjadi jelas sehingga ada kesatuan bentuk yang membentuk kepaduan makna. Jadi, harus ada keseimbangan antara pikiran atau gagasan dengan struktur bahasa yang digunakan.
C. Kehematan
Kehematan yang dimaksud berupa kehematan dalam pemakaian kata, frase atau bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan. Kehematan itu menyangkut soal gramatikal dan makna kata. Tidak berarti bahwa kata yang menambah kejelasan kalimat boleh dihilangkan. Berikut unsur-unsur penghematan yang harus diperhatikan:
Frase pada awal kalimat
Contoh :
Sulit untuk menentukan diagnosa jika keluhan hanya berupa sakit perut, menurut para ahli bedah.
Pengurangan subyek kalimat
Contoh:
– Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui mempelai memasuki ruangan. (salah)
D. Paralelisme
Paralelisme atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
E. Penekanan
Gagasan pokok atau misi yang ingin ditekankan oleh pembicara biasanya dilakukan dengan memperlambat ucapan, melirihkan suara, dan sebagainya pada bagian kalimat tadi. Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberikan penekanan yaitu :
Posisi dalam kalimat
Untuk memberikan penekanan dalam kalimat, biasanya dengan menempatkan bagian itu di depan kalimat. Pengutamaan bagian kalimat selain dapat mengubah urutan kata juga dapat mengubah bentuk kata dalam kalimat.
Contoh :
– Salah satu indikator yang menunjukkan tak efesiennya Pertamina, menurut pendapat Prof. Dr. Herman Yohanes adalah rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai Pertamina dengan produksi minyak.
- Rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai Pertamina dengan produksi minyak adalah salah satu indikator yagn menunjukkan tidak efisiennya Pertamina. Demikian pendapat Prof. Dr. Herman Yohanes.
Urutan yang logis
Sebuah kalimat biasanya memberikan sebuah kejadian atau peristiwa. Kejadian yang berurutan hendaknya diperhatikan agar urutannya tergambar dengan logis. Urutan yang logis dapat disusun secara kronologis, dengan penataan urutan yang makin lama makin penting atau dengan menggambarkan suatu proses.
Contoh :
– Kehidupan anak muda itu sulit dan tragis.
F. Kevariasian
Untuk menghindari kebosanan dan keletihan saat membaca, diperlukan variasi dalam teks. Ada kalimat yang dimulai dengan subyek, predikat atau keterangan. Ada kalimat yang pendek dan panjang.
a). Cara memulai
Subyek pada awal kalimat.
Contoh:
– Bahan biologis menghasilkan medan magnetis dengan tiga cara.
Predikat pada awal kalimat (kalimat inversi sama dengan susun balik)
Contoh:
– Turun perlahan-lahan kami dari kapal yang besar itu.
Kata modal pada awal kalimat
Dengan adanya kata modal, maka kalimat-kalimat akan berubah nadanya, yang tegas menjadi ragu tau sebaliknya dan yagn keras menjadi lembut atau sebaliknya.
Untuk menyatakan kepastian digunakan kata: pasti, pernah, tentu, sering, jarang, kerapkali, dan sebagainya.
Untuk menyatakan ketidakpastian digunakan : mungkin, barangkali, kira-kira, rasanya, tampaknya, dan sebagainya.
Untuk menyatakan kesungguhan digunakan: sebenarnya, sesungguhnya, sebetulnya, benar, dan sebagainya.
Contoh:
– Sering mereka belajar bersama-sama.
b). Panjang-pendek kalimat.
Tidak selalu kalimat pendek mencerminkan kalimat yang baik atau efektif, kalimat panjang tidak selalu rumit. Akan sangat tidak menyenangkan bila membaca karangan yang terdiri dari kalimat yang seluruhnya pendek-pendek atau panjang-panjang. Dengan menggabung beberapa kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk setara terasa hubungan antara kalimat menjadi lebih jelas, lebih mudah dipahami sehingga keseluruhan paragraf merupakan kesatuan yang utuh.
c). Jenis kalimat.
Biasanya dalam menulis, orang cenderung menyatakannya dalam wujud kalimat berita. Hal ini wajar karena dalam kalimat berita berfungsi untuk memberi tahu tentang sesuatu. Dengan demikian, semua yang bersifat memberi informasi dinyatakan dengan kalimat berita. Tapi, hal ini tidak berarti bahwa dalam rangka memberi informasi, kalimat tanya atau kalimat perintah tidak dipergunakan, justru variasi dari ketiganya akan memberikan penyegaran dalam karangan.
d). Kalimat aktif dan pasif.
Selain pola inversi, panjang-pendek kalimat, kalimat majemuk dan setara, maka pada kalimat aktif dan pasif dapat membuat tulisan menjadi bervariasi.
e). Kalimat langsung dan tidak langsung.
Biasanya yang dinyatakan dalam kalimat langsung ini adalah ucapan-ucapan yang bersifat ekspresif. Tujuannya tentu saja untuk menghidupkan paragraf. Kalimat langsung dapat diambil dari hasil wawancara, ceramah, pidato, atau mengutip pendapat seseorang dari buku.
G. Logis/Nalar
Suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi dalam kalimat tersebut dapat diterima oleh akal atau nalar. Logis atau tidaknya kalimat dilihat dari segi maknanya, bukan strukturnya. Kelogisan kalimat tampak pada gagasan dan pendukungnya yang dipaparkan dalam kalimat. Suatu kalimat dikatakan logis apabila gagasan yang disampaikan masuk akal, hubungan antar gagasan dalam kalimat masuk akal, dan hubungan gagasan pokok serta gagasan penjelas juga masuk akal.
Contoh kalimat salah nalar:
a. Waktu dan tempat dipersilahkan. (siapa yang dipersilahkan)
b. Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)
A. Koherensi
Yaitu hubungan timbal-balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kata itu. Setiap bahasa memiliki kaidah-kaidah tersendiri bagaimana mengurutkan gagasan tersebut. Ada bagian-bagian kalimat yang memiliki hubungan yang lebih erat sehingga tidak boleh dipisahkan, ada yang lebih renggang kedudukannya sehingga boleh ditempatkan dimana saja, asal jangan disisipkan antara kata-kata atau kelompok-kelompok kata yang rapat hubungannya.
B. Kesatuan
Syarat kalimat efektif haruslah mempunyai struktur yang baik. Artinya, kalimat itu harus memiliki unsure-unsur subyek dan predikat, atau bisa ditambah dengan obyek, keterangan, dan unsure-unsur subyek, predikat, obyek, keterangan, dan pelengkap, melahirkan keterpautan arti yang merupakan cirri keutuhan kalimat.
Contoh: Ibu menata ruang tamu tadi pagi.
S P Pel K
Dari contoh tersebut, kalimat ini jelas maknanya, hubungan antar unsur menjadi jelas sehingga ada kesatuan bentuk yang membentuk kepaduan makna. Jadi, harus ada keseimbangan antara pikiran atau gagasan dengan struktur bahasa yang digunakan.
C. Kehematan
Kehematan yang dimaksud berupa kehematan dalam pemakaian kata, frase atau bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan. Kehematan itu menyangkut soal gramatikal dan makna kata. Tidak berarti bahwa kata yang menambah kejelasan kalimat boleh dihilangkan. Berikut unsur-unsur penghematan yang harus diperhatikan:
Frase pada awal kalimat
Contoh :
Sulit untuk menentukan diagnosa jika keluhan hanya berupa sakit perut, menurut para ahli bedah.
Pengurangan subyek kalimat
Contoh:
– Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui mempelai memasuki ruangan. (salah)
D. Paralelisme
Paralelisme atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
E. Penekanan
Gagasan pokok atau misi yang ingin ditekankan oleh pembicara biasanya dilakukan dengan memperlambat ucapan, melirihkan suara, dan sebagainya pada bagian kalimat tadi. Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberikan penekanan yaitu :
Posisi dalam kalimat
Untuk memberikan penekanan dalam kalimat, biasanya dengan menempatkan bagian itu di depan kalimat. Pengutamaan bagian kalimat selain dapat mengubah urutan kata juga dapat mengubah bentuk kata dalam kalimat.
Contoh :
– Salah satu indikator yang menunjukkan tak efesiennya Pertamina, menurut pendapat Prof. Dr. Herman Yohanes adalah rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai Pertamina dengan produksi minyak.
- Rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai Pertamina dengan produksi minyak adalah salah satu indikator yagn menunjukkan tidak efisiennya Pertamina. Demikian pendapat Prof. Dr. Herman Yohanes.
Urutan yang logis
Sebuah kalimat biasanya memberikan sebuah kejadian atau peristiwa. Kejadian yang berurutan hendaknya diperhatikan agar urutannya tergambar dengan logis. Urutan yang logis dapat disusun secara kronologis, dengan penataan urutan yang makin lama makin penting atau dengan menggambarkan suatu proses.
Contoh :
– Kehidupan anak muda itu sulit dan tragis.
F. Kevariasian
Untuk menghindari kebosanan dan keletihan saat membaca, diperlukan variasi dalam teks. Ada kalimat yang dimulai dengan subyek, predikat atau keterangan. Ada kalimat yang pendek dan panjang.
a). Cara memulai
Subyek pada awal kalimat.
Contoh:
– Bahan biologis menghasilkan medan magnetis dengan tiga cara.
Predikat pada awal kalimat (kalimat inversi sama dengan susun balik)
Contoh:
– Turun perlahan-lahan kami dari kapal yang besar itu.
Kata modal pada awal kalimat
Dengan adanya kata modal, maka kalimat-kalimat akan berubah nadanya, yang tegas menjadi ragu tau sebaliknya dan yagn keras menjadi lembut atau sebaliknya.
Untuk menyatakan kepastian digunakan kata: pasti, pernah, tentu, sering, jarang, kerapkali, dan sebagainya.
Untuk menyatakan ketidakpastian digunakan : mungkin, barangkali, kira-kira, rasanya, tampaknya, dan sebagainya.
Untuk menyatakan kesungguhan digunakan: sebenarnya, sesungguhnya, sebetulnya, benar, dan sebagainya.
Contoh:
– Sering mereka belajar bersama-sama.
b). Panjang-pendek kalimat.
Tidak selalu kalimat pendek mencerminkan kalimat yang baik atau efektif, kalimat panjang tidak selalu rumit. Akan sangat tidak menyenangkan bila membaca karangan yang terdiri dari kalimat yang seluruhnya pendek-pendek atau panjang-panjang. Dengan menggabung beberapa kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk setara terasa hubungan antara kalimat menjadi lebih jelas, lebih mudah dipahami sehingga keseluruhan paragraf merupakan kesatuan yang utuh.
c). Jenis kalimat.
Biasanya dalam menulis, orang cenderung menyatakannya dalam wujud kalimat berita. Hal ini wajar karena dalam kalimat berita berfungsi untuk memberi tahu tentang sesuatu. Dengan demikian, semua yang bersifat memberi informasi dinyatakan dengan kalimat berita. Tapi, hal ini tidak berarti bahwa dalam rangka memberi informasi, kalimat tanya atau kalimat perintah tidak dipergunakan, justru variasi dari ketiganya akan memberikan penyegaran dalam karangan.
d). Kalimat aktif dan pasif.
Selain pola inversi, panjang-pendek kalimat, kalimat majemuk dan setara, maka pada kalimat aktif dan pasif dapat membuat tulisan menjadi bervariasi.
e). Kalimat langsung dan tidak langsung.
Biasanya yang dinyatakan dalam kalimat langsung ini adalah ucapan-ucapan yang bersifat ekspresif. Tujuannya tentu saja untuk menghidupkan paragraf. Kalimat langsung dapat diambil dari hasil wawancara, ceramah, pidato, atau mengutip pendapat seseorang dari buku.
G. Logis/Nalar
Suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi dalam kalimat tersebut dapat diterima oleh akal atau nalar. Logis atau tidaknya kalimat dilihat dari segi maknanya, bukan strukturnya. Kelogisan kalimat tampak pada gagasan dan pendukungnya yang dipaparkan dalam kalimat. Suatu kalimat dikatakan logis apabila gagasan yang disampaikan masuk akal, hubungan antar gagasan dalam kalimat masuk akal, dan hubungan gagasan pokok serta gagasan penjelas juga masuk akal.
Contoh kalimat salah nalar:
a. Waktu dan tempat dipersilahkan. (siapa yang dipersilahkan)
b. Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)
KESIMPULAN
Kalimat
adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan
dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri
dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda
tanya (?) dan tanda seru (!). Dan salah satu dari macam-macam kalimat
adalah Kalimat Efektif, dan kalimat itu bisa dikatakan efektif apabila
berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan
sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian
harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya
benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan
ejaannya pun harus benar.
refrensi:
http://rezaprasetyo08.wordpress.com/2012/10/26/kalimat-efektif/
http://blognya-intan.blogspot.com/2012/10/kalimat-efektif.html
http://blognya-intan.blogspot.com/2012/10/kalimat-efektif.html